Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menyelami Dua Dunia Guns N' Roses dalam G N' R Lies


G N' R Lies sebagai album yang menunjukkan sisi berbeda dari Guns N' Roses. Menurut Rolling Stone, album ini adalah "sebuah keberanian musikal" di mana band ini tidak takut untuk menunjukkan sisi lembut mereka di tengah dominasi hard rock yang biasa mereka tampilkan.


GARISTEBAL.COM-Sebagai penggemar setia Guns N' Roses sejak mereka menggebrak dunia musik dengan Appetite for Destruction, saya bisa bilang kalau perjalanan saya bersama mereka sangatlah personal.

Sejak SMP, saya sudah punya semua album mereka di era kaset maupun CD—mulai dari yang pertama sampai rilisan-rilisan mereka yang lebih eksperimental seperti Chinese Democracy. Semua terdengar begitu hidup, terutama karena saat itu saya mendengarkannya di kaset yang hanya bisa diputar dengan walkman atau compo yang sudah mulai usang. Namun, meskipun waktu berlalu, ada satu album yang tetap punya tempat khusus di hati saya: G N' R Lies. Album ini dirilis oleh Geffen Records tepat 38 tahun lalu, pada 29 November 1988. Sekitar setahun setelah kesuksesan besar Appetite for Destruction. 

Album ini adalah campuran yang luar biasa antara sisi rock mentah mereka dan percikan kelembutan akustik yang belum pernah saya bayangkan sebelumnya dari GN’R. Saya masih ingat saat pertama kali mendengar G N' R Lies. Setelah sukses besar dengan Appetite for Destruction, saya tidak sabar menunggu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Ketika album ini rilis, saya terkejut melihat dua sisi yang sangat kontras: pertama, materi keras dari Live ?!@ Like a Suicide*, dan kedua, lagu-lagu akustik seperti "Patience" dan "Used to Love Her".


 Dua Sisi GNR yang Tak Terduga

Sebagai fans berat, saya selalu menganggap GN’R sebagai band dengan energi luar biasa—dengan riff-riff cepat, vokal Axl yang memekakkan telinga, dan performa live yang selalu memukau. Tapi, Patience membuka dimensi baru. Saya tak pernah membayangkan bisa mendengar lagu akustik dari mereka yang tidak kalah mendalam dan emosional. Melodi yang sederhana, namun begitu berkesan, dan lirik yang jujur, membuat saya semakin menghargai kemampuan mereka sebagai musisi, bukan hanya sebagai band rock besar.

Meskipun mereka terkenal dengan sisi liar dan penuh tenaga, album ini menunjukkan bahwa GNR bisa tampil dengan sisi yang lebih tenang, dan tetap "keras" dalam cara mereka sendiri. "Used to Love Her" menjadi contoh yang sempurna—dengan sentuhan humor yang mengingatkan kita bahwa, meskipun serius dalam musik, mereka tidak takut bermain dengan lirik yang nyeleneh dan penuh ironis. Ini adalah sisi GNR yang tetap saya sukai hingga kini.

Saya beruntung bisa menyaksikan dua kali konser Guns N' Roses—di Singapura pada 25 November 2017 dan di Jakarta pada 8 November 2018, sebagai bagian dari tur "Not in This Lifetime". Dua momen itu masih teringat jelas dalam ingatan saya. Meskipun para personal sudah berumur, konser mereka tetap penuh energi. Terutama ketika "Paradise City" dan "Sweet Child O' Mine" mengalun, dan ribuan orang ikut bernyanyi bersama. Apalagi ketika “Patience” juga dibawakan persis seperti di album ini, dengan duet Slash di akustik gitar dan Axl   di vocal. Saat itu, saya merasakan sesuatu yang lebih dari sekadar mendengarkan musik—itu adalah perasaan kebersamaan dengan sesama penggemar, semua terhanyut dalam kekuatan musik mereka.


Album yang Tetap Menginspirasi

G N' R Lies mungkin tidak sebesar Appetite for Destruction dalam hal komersial, namun album ini tetap menginspirasi. Ini adalah bukti bahwa meskipun seorang musisi terkenal, mereka bisa mengeksplorasi sisi lain dari kreativitasnya tanpa takut kehilangan identitas. Sebagai penggemar lama, saya merasa terhubung dengan setiap catatan kecil di album ini—baik itu rasa kesabaran dalam "Patience", atau tawa ironis dalam "Used to Love Her". Musik GNR memang selalu punya cara untuk menyentuh hati kita. 

Banyak pengamat musik yang melihat G N' R Lies sebagai album yang menunjukkan sisi berbeda dari Guns N' Roses. Menurut Rolling Stone, album ini adalah "sebuah keberanian musikal" di mana band ini tidak takut untuk menunjukkan sisi lembut mereka di tengah dominasi hard rock yang biasa mereka tampilkan. AllMusic menganggap album ini sebagai salah satu contoh terbaik dari band yang berhasil menggabungkan sisi keras dan akustik dalam satu paket, memperlihatkan bahwa mereka tidak hanya sekadar band rock, tetapi juga musisi yang berani bereksperimen dengan berbagai genre.


GN’R yang Tak Pernah Terbatas

Sebagai penggemar Guns N' Roses yang setia sejak album Appetite for Destruction, G N' R Lies adalah pengingat bahwa mereka tidak hanya sekadar band rock besar. Mereka adalah musisi yang berani bereksperimen, mengeksplorasi sisi-sisi musik yang berbeda, dan tetap setia pada diri mereka sendiri. Terlepas dari apakah mereka memainkan "Patience" atau lagu-lagu keras lainnya, mereka akan selalu punya tempat khusus di hati saya sebagai band yang memberikan lebih dari sekadar musik, tetapi juga kenangan yang tak terlupakan.


Penulis: Denny Septiviant - Politisi PKB / Penikmat Musik

Post a Comment for " Menyelami Dua Dunia Guns N' Roses dalam G N' R Lies"