Udinus Latih Volunteer PKBI Semarang dalam Seni Berbicara
Terdapat beberapa teknik membuka pesan saat public speaking, tidak hanya mengucapkan salam pembuka, namun perlunya pendekatan kepada khalayak guna mencairkan suasana, seperti membuka dengan lagu, membuka dengan pujian kepada audiens, membuka dengan quote yang populer dan sesuai tema yang dibawakan bahkan membuka presensi dengan pantun yang kini tengah marak dilakukan bisa menjadi alternatif, tentu saja dengan diksi yang sesuai bahasa anak anak remaja sebagai khalayak.
GARISTEBAL.COM (SEMARANG) - Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) bersama PKBI Cabang Semarang menggelar pelatihan public speaking yang menyegarkan bagi para volunteer muda yang aktif mengedukasi remaja tentang kesehatan reproduksi.
Pelatihan ini berlangsung awal Oktober lalu dengan melibatkan 17 volunteer yang sebagian besar adalah mahasiswa dari berbagai kampus di Semarang.
Para pemateri dari Prodi Ilmu Komunikasi Udinus, yaitu Mukaromah, Mutia Rahmi Pratiwi, dan Liya Umaroh, dengan penuh antusias membimbing para peserta dalam strategi berbicara di depan umum. Dalam pelatihan ini, mereka mengajak para volunteer untuk lebih kreatif dalam menyusun materi, tidak hanya agar informatif tetapi juga lebih dekat dengan remaja, yang sering kali justru asyik sendiri saat disuguhi materi kesehatan reproduksi.
Pelatihan dibagi menjadi tiga tahapan utama dalam public speaking, mulai dari pembukaan, isi, hingga penutupan. Mukaromah menjelaskan bahwa pembukaan sebaiknya tidak monoton. "Ada banyak cara untuk membuat suasana jadi cair, seperti memulai dengan lagu, pujian, atau kutipan keren yang relate sama mereka," ujarnya. Tujuannya, agar audiens remaja langsung tertarik dan mau mendengarkan. Pada sesi isi materi, para volunteer dikenalkan dengan metode "5W1H" dan problem-solving yang memungkinkan pesan lebih tersampaikan secara efektif.
Pelatihan ini disambut hangat oleh para volunteer, yang mengaku belum pernah mendapatkan teknik berbicara seperti ini sebelumnya. Taufiq, salah satu peserta, mengakui kesulitan dalam menarik perhatian audiens remaja. "Kadang kita merasa sudah berusaha, tapi audiens malah asyik ngobrol sendiri," tuturnya. Menurutnya, pelatihan ini sangat membantu mereka memahami bahwa berbicara di depan remaja perlu trik khusus agar pesan bisa diterima dengan baik.
Di akhir sesi, para volunteer diajak mempraktikkan teknik-teknik yang sudah dipelajari. Para peserta tampak antusias dan aktif bertanya, terutama karena materi public speaking ini tak mereka dapatkan saat pembekalan biasa atau di perkuliahan, mengingat latar belakang mereka yang beragam. Kegiatan ini menjadi momen penting, memperkaya kemampuan para volunteer agar dapat memberikan edukasi yang lebih menarik dan bermakna bagi remaja.
Post a Comment for "Udinus Latih Volunteer PKBI Semarang dalam Seni Berbicara"