Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

"Monkey Business dan Sindrom FOMO: Jangan Sampai Kantong Meringis!"




Garistebal.com- Di zaman sekarang, rasanya semua orang ingin cepat kaya. Di mana-mana kita bisa lihat iklan investasi, arisan online, hingga bisnis musiman yang menjanjikan keuntungan fantastis. 

Tapi, hati-hati! Jangan mudah tertarik hanya karena ingin cepat kaya, apalagi kalau sudah terjebak dalam fenomena yang disebut "monkey business."


Apa Itu Monkey Business?

"Monkey business" mungkin terdengar lucu, tapi yang pasti nggak ada lucu-lucunya ketika kamu jadi korban. Secara sederhana, monkey business adalah model bisnis atau investasi yang kelihatan menjanjikan di awal, tapi sebenarnya cuma jebakan yang bakal bikin kamu rugi besar. Kenapa disebut monkey business? Ya, karena para pelakunya licin seperti monyet—begitu mereka dapet keuntungan, kabur deh tanpa jejak! .

Dulu, kita sudah sering dengar contoh-contohnya. Misalnya batu akik yang sempat booming beberapa tahun lalu. Harganya bisa melambung tinggi banget, sampai-sampai ada yang jual dengan harga ratusan juta! Padahal, setelah trennya lewat, harga batu akik jatuh bebas, tinggal puluhan ribu saja. Atau mungkin kamu ingat tanaman janda bolong yang harganya sempat mencapai jutaan hanya karena terlihat estetik di Instagram? Nah, itu contoh lain dari monkey business!


FOMO: Penyakit yang Bikin Kantong Tipis

Salah satu alasan kenapa monkey business bisa berhasil adalah karena banyak orang terjebak FOMO. FOMO alias Fear of Missing Out adalah rasa takut ketinggalan tren. Jadi, ketika semua orang sibuk beli sesuatu yang lagi ngetren, ada rasa cemas kalau nggak ikut-ikutan, kamu bakal ketinggalan atau rugi. Fenomena FOMO ini sangat kuat, apalagi di era media sosial di mana kita terus-terusan ngelihat orang lain pamer investasi atau bisnis baru.

"Eh, temenku baru investasi ini, untungnya gede banget!" Nah, kalimat semacam itu sering banget bikin kita gelisah. Padahal, untung besar yang dijanjikan sering kali cuma isapan jempol. Contohnya, arisan bodong. Pada awalnya, kelihatannya menggiurkan karena profit yang ditawarkan luar biasa besar dalam waktu singkat, tapi akhirnya? Uangnya dibawa kabur, kita yang gigit jari.


Trik Menghindari Monkey Business

Kalau kamu nggak pengen jadi korban berikutnya, ada beberapa trik yang bisa kamu terapkan supaya nggak jatuh ke dalam jebakan monkey business. Pertama, jangan serakah. Yup, sifat serakah adalah pintu utama menuju jebakan bisnis palsu. Orang-orang yang ingin cepat kaya tanpa usaha besar biasanya paling mudah tergoda.

Kedua, jangan gampang percaya dengan keuntungan berlipat dalam waktu singkat. Ini trik paling tua di dunia. Banyak banget penipu yang memanfaatkan kelemahan kita dalam urusan uang. Ketika mereka menawarkan profit instan yang nggak masuk akal, sebaiknya langsung angkat kaki. Jangan biarkan iming-iming keuntungan besar menutupi akal sehat kamu.

Ketiga, hindari FOMO. Nggak apa-apa kalau kamu nggak ikut tren! Percaya deh, nggak semua tren itu membawa kebaikan. Kadang-kadang, justru lebih aman di posisi penonton daripada harus terjun ke bisnis yang belum jelas asal usulnya. Ingat, nggak semua yang ramai di media sosial itu berakhir manis. Terkadang, hanya beberapa orang saja yang benar-benar meraup untung, sementara sisanya menderita.


Contoh Kasus Monkey Business yang Pernah Booming

Masih ingat sama batu akik yang heboh di tahun 2014? Itu salah satu contoh monkey business yang sempat mengguncang Indonesia. Batu akik harganya bisa melambung tinggi gara-gara jadi tren, padahal manfaatnya nggak jelas. Setelah tren itu lewat, harganya anjlok dan para pemburu batu akik akhirnya cuma bisa menyesali keputusannya. Lain lagi dengan tren tanaman hias seperti janda bolong yang sempat diburu habis-habisan. Beberapa orang bahkan rela mengeluarkan uang hingga ratusan juta hanya untuk tanaman yang "instagramable" itu.

Contoh lain yang nggak kalah bikin geleng-geleng kepala adalah koin Rp1.000 berlogo sawit. Pada pertengahan 2020, koin ini sempat diburu banyak orang karena ada rumor yang menyatakan koin tersebut harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah! Padahal, koin itu masih legal digunakan sebagai alat pembayaran yang sah, dan nilai nominalnya tentu saja tetap Rp1.000.


 Jangan Sampai Tertipu!

Nah, sekarang kamu sudah tahu kan, apa itu monkey business dan bagaimana menghindarinya? Intinya, jangan terburu-buru ikut tren hanya karena orang lain melakukannya. Lakukan riset mendalam sebelum memutuskan untuk terlibat dalam bisnis atau investasi tertentu. Percaya, kadang lebih baik ketinggalan daripada harus rugi besar.

Jadi, kalau ada yang bilang investasi dengan profit 70% dalam satu bulan, atau ada barang yang tiba-tiba harganya melonjak tinggi tanpa alasan yang jelas, jangan langsung tergiur. Selalu tanya diri sendiri: apakah ini masuk akal? Kalau jawabannya tidak, lebih baik mundur pelan-pelan sebelum kantong kamu meringis!


Penulis: Ardiyansyah

Dari berbagai sumber

Post a Comment for ""Monkey Business dan Sindrom FOMO: Jangan Sampai Kantong Meringis!""