Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

RADEN AJENG KOESTIYAH PERMAISURI SUNAN PAKUBUWANA IX

 


Garistebal.com- Raden Ajeng Koestiyah adalah putri dari KPH Hadiwijaya II dari garwa GKR Bandara putri Susuhunan Pakubuwana VIII. KPH Hadiwijaya II adalah adik kandung KGPAA Mangkunagara IV, Pengageng Puro Mangkunegaran.

Dikisahkan dua tahun sudah Sunan Pakubuwana IX dinobatkan sebagai Raja di Nagari Kraton Surakarta Hadiningrat. Tetapi beliau belum menentukan siapa wanita yang akan dinikahi sebagai Permaisuri beliau. 

Seperti diketahui, Sunan Pakubuwana IX masih mencintai dan tidak bisa melupakan GRAy Sekar Kedaton atau GKR Pembayun, putri dari Sunan Pakubuwana VII yang pernah menjadi kekasihnya dahulu. Demikian pula GKR Pembayun juga tidak menikah dan lebih sering melakukan meditasi di Panggung Songgobuwono.

Hingga pada hari Kamis Kliwon 29 Jumadilakhir Jimakir 1794,  Sunan Pakubuwana IX menghadiri pesta pernikahan Asisten Residen, Mr Panaprin di Loji Residen ( sekarang Balaikota Surakarta ), begitu pula bangsawan lainnya juga mendapat undangan menghadiri pesta pernikahan tsb termasuk GKR Bandara atau GKR Hadiwijaya II ( putri Sunan Pakubuwana VIII ) yang saat itu datang bersama putrinya BRAj Koestiyah.

Pukul 12 malam, Sunan Pakubuwana IX sedang bersantai bersama bangsawan lainnya di halaman rumah Ass Residen tiba tiba dilangit dari arah selatan muncul sebuah cahaya putih terang sebesar buah kelapa terbang diatas rumah assisten residen dan cahaya tersebut masuk kedalam rumah tersebut. Sunan Pakubuwana IX bergegas masuk bersama bangsawan lainnya.

Dan ternyata cahaya tersebut menghampiri BRAj Koestiyah, seketika seluruh tubuh BRAj Koestiyah bercahaya dan cahayanya menerangi ruangan pesta tersebut. Tidak lama kemudian cahaya itu lenyap, dan menurut tamu yang hadir tubuh BRAj Koestiyah menjadi bercahaya. Dan banyak yang berpikir itu adalah wahyu kemuliaan.

Seketika BRAj Koestiyah menjadi pusat perhatian para tamu tidak terkecuali Sunan Pakubuwana IX yang kemudian berkenan mengajaknya berdansa, dan tidak bisa dipungkiri Sunan Pakubuwana IX telah jatuh hati dan tertarik dengan BRAj Koestiyah.

Jam menunjukkan pukul 01.00 malam, Sunan Pakubuwana IX dengan didampingi para penderek dan prajurit pulang kembali ke Kraton. Sesampai di Kraton, Sunan Pakubuwana lenggah di Sasana Parasdya dan memanggil KP Kolonel Purbanagara untuk menghadapnya. Sunan Pakubuwana IX memerintahkan KP Kol Purbanagara untuk menyampaikan kepada GKR Bandara, jika diperbolehkan akan meminang BRAj Koestiyah menjadi Garwa Permaisurinya. Dan pernikahan dilaksanakan bulan depan yaitu bulan Rejeb  Jimakir 1794.

Sekitar pukul 04.00 Pagi KP Kol Purbanagara melaksanakan perintah Sunan Pakubuwana IX ke kediaman GKR Bandara di Dalem Hadiwijayan II ( Dalem Kusumoyudan / Hotel Kusuma Sahid).

GKR Bandara adalah istri dari KPH Hadiwijayan II. KPH Hadiwijaya II adalah kakak dari KGPAA Mangkunagara IV, sama sama cucu dari KGPAA Mangkunagara II.

Sedangkan KP Purbanagara adalah menantu Sunan Pakubuwana VIII. Jadi dengan GKR Bandara saudara ipar. 

Sesampai di Dalem Hadiwijayan, KP Purbanagara diterima GKR Bandara. KP Purbanagara menceritakan maksud kedatangannya. Mendengar penuturan KP Purbanagara , GKR Bandara merasa bahagia tetapi segala sesuatu harus disetujui dan sepengetahuan KGPAA Mangkunagara IV karena setelah suaminya KPH Hadiwijaya II wafat , putrinya dibawah tanggung jawab KGPAA MN IV mengingat BRAj Koestiyah adalah putri keponakan pancer kakung.

Kemudian KP Purbanagara pulang menghadap Sunan Pakubuwana IX dan menceritakan hasil pertemuan nya dengan GKR Bandara.

Kemudian Jumat sore tanggal 30 Jumadilakhir, KP Purbanagara berangkat ke Pura Mangkunegaran dengan terlebih dahulu menjemput GKR Bandara.

Sesampai di Pura Mangkunegaran, KP Purbanagara diterima sendiri oleh KGPAA Mangkunagara IV kemudian menyampaikan maksud kedatangannya. Pada intinya KGPAA IV menyetujui rencana pernikahan BRAj Koestiyah dengan Sunan Pakubuwana IX.

Selang dua minggu kemudian tepatnya pada Senin Legi tanggal 16 Rajab tahun Jimakir 1794 atau tanggal 4 Desember 1865 pukul 07.30 pagi dilangsungkan akad nikah antara Sunan Pakubuwana IX dan BRAj Koestiyah dan dilanjutkan dengan resepsi upacara pernikahan secara tradisi pada hari itu juga.

Setelah menikah RAy Kustiyah mendapatkan gelar Gusti Bendara Raden Ayu Kustiyah PB IX. Selesai akad nikah pengantin diikuti oleh kerabat serta para pangeran kirab  mengelilingi Kraton Surakarta. Sang Raja naik kuda sementara GBRAy Kustiyah naik kereta kuda.

Selesai kirab, malam harinya Sunan PB IX mendapat undangan untuk menghadiri penghormatan anugrah raja oleh Residen. Residen Surakarta berniat membuat pesta pernikahan Sunan PB IX. Raja Sunan PB IX datang didampingi oleh para Pangeran dan pejabat kraton. Di acara tersebut disuguhkan tari Srimpi dan beksan Wireng. Setelah itu dihalaman gedung residen Surakarta disuguhkan atraksi permainan api yang diiringi suara petasan. Setelah itu dilanjutkan acara dansa oleh para tamu dan diakhiri dengan makan malam. Selanjutnya Sunan PB IX dengan didampingi para Pangeran dan Pejabat Kraton pulang kembali ke Kraton dengan diiringi oleh pasukan residen.

Selang beberapa hari setelah pernikahan, diadakan acara tradisi selapanan pengantin pada Senen Legi 12 Ruwah Jimakir 1794. Di alun alun diadakan acara hiburan untuk rakyat yaitu tarung antara kerbau dan macan. Sunan PB IX didampingi Permaisuri duduk diatas panggung .

Seminggu kemudian, pada hari Sabtu Legi tanggal 21 Rajab Jimakir 1794 BRAy Koestiyah diangkat menjadi Garwa Permaisuri dengan gelar Kangjeng Ratu Pakubuwana IX

Hari berganti hari, dan tidak terasa pernikahan  Sunan PB IX dan GBRAy Kustiyah sudah berjalan dua bulan lebih.Dan terdengar kabar gembira, GBRAy Kustiyah hamil. Betapa bahagianya Sunan mendengar kabar tersebut. Ketika GBRAy Kustiyah nyidam Sunan berusaha merealisasikan keinginan sang istri.

Singkat kisah GBRAy Kustiyah sudah waktunya untuk melahirkan. Dan tanggal 29 November 1866 lahirlah bayi mungil dan diberi nama GRM Malikul Kusno. Dan kelak GRM Malikul Kusno menggantikan sang ayahanda menjadi Raja Kraton Surakarta dengan gelar Susuhunan Pakubuwana X.


Dikisahkan kembali oleh K.R.T Koes Sajid Jayaningrat

Sumber : akun fb Fakta Sejarah Nusantaraa 

Post a Comment for "RADEN AJENG KOESTIYAH PERMAISURI SUNAN PAKUBUWANA IX"