Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Unjuk Rasa Mahasiswa Semarang Kawal Keputusan MK Ricuh. Bakul Dawet Ayu Berjanji Turun ke Pahlawan dengan Porsi Lebih Banyak


 Garistebal.com- Sudah sepagian, Kamis (22/8) Aris Setiawan (35 tahun) warga Kecamatan Punggelan Banjarnegara ini  ngetem dengan gerobak dawet ayu nya di pojok bundaran jalan Pahlawan, Semarang.

Informasi akan ada unjuk rasa mahasiswa besar-besaran didapat dari tukang parkir, Rumah Makan Padang Citra Bundo semalam. Namun antara yakin tak yakin, pagi ini hanya menyiapkan 70 porsi gelas dawet ayu. Tentunya ini tidak sebanding, dengan ribuan massa mahasiswa yang berkumpul di kampus lama Undip, jalan Pleburan Semarang. 

Cukup 10 persen saja dari pengunjuk rasa mahasiswa dari Unnes, Undip, UIN Walisongo, Upgris, Udinus, Untag, Unisbank ini haus dan beli dawet, targetnya. Dia akan membawa pulang Rp 400.000, lumayan bukan.

Mahasiswa memulai aksi nya dengan rally dari pintu gerbang Undip Pleburan menuju DPRD Propinsi Jawa Tengah di jalan Pahlawan. Jalan Imam Bardjo padat -dat, diisi ribuan mahasiswa baris rapi, Berjalan sambil meneriakkan J*k*wi Picek, dan orasi Kawal Keputusan MK dan Tolak UU Pilkada. 

Di depan Bundaran Air Mancur, Aliansi Semarang Menggugat (ASEM) berunjuk rasa dengan tema sama. "Kita lihat, ini penguasa bertindak menghalalkan segala cara. Semua hanya untuk menuntaskan ambisi dan nafsu pribadinya," kata Rahmulyo dalam orasinya.

Ditambahkan bahwa kedaulatan negara sengaja dipertaruhkan oleh partai-partai politik. Dengan mengebiri Keputusan MK dan malah akan meng-golkan UU Pilkada yang bertolak belakang dengan keputusan MK. 

"Anehnya badan legislatif di DPR RI justru mengesampingkan putusan MK dan mengakui aturan MA terdahulu dalam persyaratan calon Pilkada," kata Rahmulyo. Meski saat ini sudah menjadi anggota DPRD kota Semarang 2 periode, namun dirinya tetap mau turun ke jalan, beda dengan anggota parlemen yang lain. Huh!



Ribuan mahasiswa kemudian memaksa masuk ke Gedung Parlemen Jawa Tengah. Mereka mendobrak pagar besi disebelah utara gedung. Sengaja ditutup mencegah mahasiswa masuk menyampaikan aspirasi. Pintu besi seperti sangat lembek sehingga mudah rusak digoyang-goyang mahasiswa pengunjuk rasa, barangkali itu pintu gerbang yang pagu anggarannya paling murah, ketimbang mendobrak dua pintu gerbang utama.

Menurut Standar Harga Satuan Daerah Propinsi Jawa Tengah diduga Pintu Sorong/Geser Baja ini memiliki nilai proyek Rp 10.260.300,00, ketimbang dua Pintu Gerbang utama yang harga pagunya satunya Rp 41.041.600,00 (Acuan Perda Bupati Kebumen Nomer 40 th 2022). 

Aksi dobrak pagar inilah yang memicu rusuh. Polisi membubarkan pengunjuk rasa dengan menembakkan gas air mata. Mahasiswa pun bubar menyelamatkan diri. Sebagian berlarian menuju titik pertemuan di gerbang kampus Undip lama di Pleburan.  Sejumlah mahasiswa lain, kocar kancir tidak jelas berlarian.

Polisi dengan menunggangi trail, kemudian menghalau pengunjuk rasa untuk untuk bubar.

Rencananya mahasiswa di Semarang, akan terus berunjuk rasa untuk mengawal keputusan MK dan menolak pengesahan UU Pilkada oleh Baleg DPR RI.  

Dan Aris -pun berjanji akan datang lagi di jalan Pahlawan, dengan membawa Dawet Ayu dengan jumlah porsi lebih besar!!


Tim liputan








Post a Comment for "Unjuk Rasa Mahasiswa Semarang Kawal Keputusan MK Ricuh. Bakul Dawet Ayu Berjanji Turun ke Pahlawan dengan Porsi Lebih Banyak"