Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Talkshow Imajiner Ambisi Merebut Golkar

 




Narasi TV memang luar biasa. Edisi terbaru Talk Show Mata Najwa mampu mempertemukan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, pemikir kritis Rocky Gerung, dan Presiden Jokowi.

Airlangga Hartarto dihadirkan setelah namanya ngetop karena mengundurkan diri sebagai Ketua Umum secara mendadak. Rocky Gerung dihadirkan karena ia menyebut bahwa Golkar akan jadi mainan baru Jokowi setelah lengser nanti, dan Presiden Jokowi dihadirkan untuk menjawab semua persoalan itu.

Acara ini benar-benar diharapkan mampu menjawab pertanyaan yang menjadi trending topik.

Pengambilan gambar baru saja selesai di sebuah ruangan Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN), Senin siang (12/8/2024). Hanya beberapa menit setelah Presiden Jokowi menggelar sidang kabinet perdana di IKN.

Tentu pengambilan gambar disaksikan Wakil Presiden KH Ma'aruf Amin. Beberapa menteri duduk di deretan kursi paling depan menjadi penonton. Di belakang mereka duduk para ajudan dan anggota pasukan pengamanan presiden.

Mereka memenuhi dua deretan kursi, dan kursi-kursi di belakang mereka disesaki para istri atau suami para menteri dan pegawai Istana. Tak ada wartawan karena yang diizinkan masuk ruangan adalah para influencer yang menggantikan tugas para wartawan.

Najwa Shihab sebagai host Mata Najwa harus kompromis dan mengikuti protokoler tentang hal ini. Kali ini ia tak bisa keras kepala dan ngeyel membawa wartawan.

Ini mungkin akan menjadi acara Mata Najwa satu-satunya yang menghadirkan seorang presiden dan para pejabat negara serta pengritik Presiden sebagai bintang tamu. Bahkan sempat akan diusulkan memecahkan rekor MURI karena penontonnya adalah pejabat negara dan para artis cum influencer.

Sangat tepat jika menjadi kado peringatan HUT ke 79 Kemerdekaan Indonesia. dan penontonnya juga pejabat negara. Jika tak ada aral, rencananya akan disiarkan sehari menjelang puncak peringatan HUT Kemerdekaan.

Jokowi duduk di kiri tak jauh dari kursi Najwa Shihab. Di kiri Presiden Airlangga Hartarto. Sementara Rocky Gerung duduk di sisi kanan.yang diperuntukkan untuk Deddy. Budi duduk di antara Jokowi dan Samad, sementara Hasto duduk di sofa terpisah.

Lampu-lampu menyala. Panggung menjadi sangat terang.  Bedak make up di wajah Jokowi dan Airlangga sangat menonjol. Mungkin kru tata rias tidak mengerti standar merias politisi. Sedangkan Najwa Shihab dan Rocky Gerung kelihatan lebih natural meski sama-sama berbedak.

“Okay, standby. Roll…action!” teriak salah satu kru. Pengambilan gambar pertama dimulai.

Najwa Shihab membuka acara dengan basa-basi yang puitis. Lali menanyakan perasaan Jokowi setelah menggelar sidang perdana kabinet di IKN.

Jokowi sambil tersenyum menjawab dengan basa basi juga.

"Perasaan saya ya biasa aja. Hidup kan memang seperti ini. Harus berani bergerak, berani memulai. Ya seperti Mata Najwa," jawab Jokowi.

Penonton riuh bertepuk tangan. Rocky Gerung tersenyum. Airlangga juga tersenyum.

"Baik pak. Ini menginformasi isu yang beredar, benarkah ada campur seorang Jokowi di balik pengunduran diri Pak Airlangga Hartarto?" Najwa Shihab kali ini memandang tajam.

"Kok tanya saya, ya tanya pak Airlangga sendiri. Orangnya juga masih hidup kok," kata Jokowi seperti biasa.

"Bagaimana ini bung Rocky?" pertanyaan berpindah ke Rocky Gerung.

"Jadi saya melihat kedunguan Presiden dalam jawaban tersebut. Logikanya kalau ditanya kan tinggal menjawab, karena itu kan pertanyaan tertutup. Dijawab aja ya atau tidak. Jawaban seperti yang disampaikan Presiden Jokowi itu justru akan memancing spekulasi orang yang sudah berasumsi kalau beliau intervensi di partai Golkar. Jika tak ingin ada spekulasi itu, jawab aja pertanyaannya Nana," kata Rocky.

"Pak Airlangga ada pendapat?" Najwa Shihab melempar pertanyaan.

"Semua kan sudah saya sampaikan clear dalam video saya. Itu saja," kata Airlangga.

"Begini. Kalau intervensi saya kira tidak. Tapi barangkali yang terjadi adalah semacam pengarahan kreatif atau bimbingan strategis. Dan itu menjadi tanggungjawab Presiden untuk memastikan pemerintahan yang efektif dan stabil," Jokowi menyahut.

"Jadi apa yang terjadi?" Najwa Shihab mengejar.

“Saya lebih suka menyebutnya sebagai ‘pendampingan intelektual’. Sebagai kepala negara, tugas saya adalah memberikan inspirasi, bukan intervensi. Jadi, jika ada yang merasa dipandu ke arah yang tidak terduga, kemudian tidak kuat dan mengundurkan diri, itu hanya bagian dari perjalanan kreatif kita saja," kata Jokowi.

"Sedikit koreksi. Dengan memilih diksi 'kita' berarti itu melibatkan saya, Nana, juga seluruh rakyat Indonesia. Dimana logikanya ketika semua sudah disediakan kemudian ada kesalahan, tiba-tiba melibatkan rakyat? Sedangkan kalau ada yg bagus, meski itu kewajiban yang harus ditunaikan menyebutnya 'saya' atau 'kami'. Ini menunjukkan kemampuan berpikir seorang Presiden yang apa kalau bukan dungu?" Rocky Gerung menyahut.

"Jika Presiden Jokowi memilih diksi 'pendampingan intelektual'. Bisakah ini dianggap intervensi, Bung?" Najwa Shihab mencecar.

“Bisa dibilang begitu! Kita mungkin harus melihatnya sebagai ‘mentoring politik dengan bumbu diplomasi’. Memang menarik bagaimana istilah bisa mengubah persepsi. Dari intervensi menjadi pendampingan, sama seperti mengubah label dari ‘tekanan’ menjadi ‘motivasi’," jawab Rocky.

"Pak Airlangga, Presiden Jokowi tak merasa menekan atau mengintervensi anda. Apa anda atau Partai Golkar merasa seperti pelajar yang mendapatkan ‘bimbingan pribadi’ atau justru seperti pemain yang harus beradaptasi dengan ‘aturan baru yang mendadak’?” Najwa Shihab menatap tajam.

“Golkar ini usianya sudah jauh lebih tua daripada usia berpolitiknya pak Jokowi. Memang, jika bimbingan tersebut datang dengan ‘aturan baru mendadak’, kami harus belajar untuk beradaptasi cepat. Bagaimanapun juga, dalam dunia politik, selalu ada pelajaran berharga dalam setiap situasi. Toh apa yang ditugaskan kepada saya sudah saya laksanakan. Mulai dari mencalonkan Mas Gibran sampai memberi peluang untuk masuk struktur organisasi," jawab Airlangga.

Presiden Jokowi berdiri. Ia mengalami Najwa Shihab, Airlangga Hartarto dan Rocky Gerung.

"Maaf mbak Nana, saya harus meninggalkan acara lebih dulu. Saya ini ditunggu para investor di IKN yang jumlahnya hampir 2000 orang dan semua dari luar negeri. Saya harus berbicara di depan mereka," Jokowi pamit.

Acara bubar. Namun bukan Najwa Shihab kalau tak mampu mengatasi situasi.

"Baiklah. Memang acara ini tak seperti Mata Najwa yang biasanya. Tapi setidaknya kita sudah mengeksplorasi pemikiran pak Jokowi, penerimaan pak Airlangga dan juga catatan kritis bung Rocky. Saya tak hendak menyimpulkan diskusi kita hari ini. Semua terserah kepada pemirsa," kata Najwa Shihab.

Luhut Panjaitan berdiri menyalami Najwa Shihab yang turun panggung. Lalu Luhut merangkul Rocky Gerung.

"Makasih Rock, sudah menyuarakan kegelisahan kami," bisik Luhut.

Kemudian Airlangga dikerumuni para influencer. Kali ini dilayani dengan senyum dan gembira karena para influencer ini tak mencecar pertanyaan kritis. Namun hanya mengajak selfie.

Lalu saya membayangkan bahwa Najwa Shihab, Jokowi, Luhut Panjaitan, juga Airlangga Hartarto pasti kaget.

Karena acara ini tak pernah ada. Tak ada pengambilan gambar di IKN, tak ada pertemuan satu forum Jokowi dan Airlangga.

Jadi acara itu benar-benar tidak ada. Persis yang dikatakan Presiden Jokowi bahwa tidak ada intervensi dalam peristiwa mundurnya Airlangga. 

Penulis: Edhie Prayitno Ige

Ilustrasi:Poliklitik.com

Post a Comment for "Talkshow Imajiner Ambisi Merebut Golkar"