Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Slippery When Wet : Kaset, Walkman dan Kenangan Manis Generasi X



Garistebal.com- Untuk Generasi X, "Slippery When Wet" adalah album yang tidak hanya mengisi kaset-kaset di Walkman kesayangan mereka, tetapi juga menjadi soundtrack perjalanan hidup, dari pubertas hingga dewasa. Dirilis 18 Agustus 1986, tepat 38 tahun lalu, album ketiga Bon Jovi ini mengubah arah karier mereka—dari band rock lokal New Jersey menjadi ikon global rock arena.

Saat kaset ini pertama kali dijajakan di toko musik di Wonosobo, saya masih kelas 1 SMP. Tentunya masih berupa kaset bajakan produksi Glodok yang dijual Rp. 1750. Setara dengan uang jajan seminggu. 

Dengan sampulnya yang ikonik (lebih lanjut tentang itu nanti), Bon Jovi seakan memperkenalkan bahasa baru bagi para pecinta musik rock. Lewat nada gitar Richie Sambora yang membahana dan vokal khas Jon Bon Jovi yang penuh emosi, *Slippery When Wet* terasa seperti adrenalin yang terus mengalir. Dan bagi mereka yang menghabiskan masa mudanya dengan kaset di saku dan headphone di kepala, album ini adalah simbol kebebasan, petualangan, dan sedikit pemberontakan.

Hits pertama album ini adalah “Livin' on a Prayer” . Sebuah anthem yang tak lekang oleh waktu. Dari bass yang menarik di intro hingga riff gitar yang ikonis, lagu ini berbicara tentang perjuangan hidup dengan penuh semangat. Untuk Generasi X, “Livin’ on a Prayer” sering kali menjadi semacam manifesto—cerita Tommy dan Gina yang bekerja keras namun tetap bertahan, menggambarkan semangat zamannya. Dulu, ketika lagu ini keluar dari headphone Walkman, rasanya seperti ada energi yang mengangkat semangat di tengah tantangan hidup yang tak mudah. 

Bahkan hari ini-pun, mendengar refrain-nya saja cukup untuk membawa kita kembali ke masa ketika mimpi besar masih terasa mungkin.

Hits kedua, “You Give Love a Bad Name” adalah track dengan lirik penuh emosi dan riff gitar yang menggigit, "You Give Love a Bad Name" menjadi salah satu hits terbesar Bon Jovi. Lagu ini membawa serta rasa patah hati yang kuat namun tetap dengan nada pemberontakan. Para remaja Generasi X yang kala itu mungkin merasakan cinta pertama yang berakhir pahit, menemukan nyanyian pelarian di lagu ini. Diiringi dentingan kaset yang terus diputar ulang, di masa lalu lagu ini menjadi pelipur lara sekaligus api penyemangat.

Penurun tensi di album ini adalah “Wanted Dead or Alive” . Sebuah nomor rock ballad yang membawa suasana western klasik ke dalam musik rock. Jon Bon Jovi dengan suara seraknya menggambarkan kehidupan di jalan yang keras namun penuh pesona. 

Simak saja liriknya:

“I'm a cowboy

On a steel horse I ride

I'm wanted (Wanted) dead or alive”

Lagu ini menjadi metafora hidup Generasi X yang sering kali merasa tersesat, tetapi tetap merasa kuat, seakan hidup adalah petualangan yang tak akan pernah berakhir. Dengan walkman dan kaset ini di telinga, perjalanan panjang di malam hari terasa lebih magis.


Sampul Album: Kisah Dua Wajah

Sampul album *Slippery When Wet* juga memiliki ceritanya sendiri. Versi asli dari album ini sebenarnya menampilkan seorang model wanita dengan kaos basah yang cukup provokatif. Namun, hal ini menimbulkan kontroversi dan mendorong label rekaman untuk menariknya, terutama setelah kekhawatiran muncul bahwa penjualannya bisa terhambat di beberapa toko besar di AS. Versi akhir yang kita kenal adalah gambar lebih sederhana—tulisan "Slippery When Wet" yang tampak seperti dituliskan pada plastik basah di sebuah kaca jendela. Kebetulan saya punya keduanya. yang versi asli di foto itu adalah CD Japan press karena memang hanya beredar sebagian di Jepang. Sementara yang versi kedua di foto itu adalah versi CD yang luas beredar dan kebetulan saya memiliki yang first press US. 

Bagi para pendengar kaset di era Walkman, sampul yang ‘disensor’ ini menjadi bagian dari memori kolektif. Makanya versi kaset sangat sulit didapat, karena sudah masuk collector item. Namun walau tanpa gambar model yang seksi, album ini tetap terasa ‘liar’ dan penuh energi. Toh, bagi para penggemar, yang penting adalah isinya, dan *Slippery When Wet* adalah musik yang membara, membangkitkan semangat muda yang serba bebas.


Capaian Komersial yang Menggila

Slippery When Wet adalah sukses besar secara komersial. Album ini terjual lebih dari 28 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya album terlaris Bon Jovi hingga hari ini. Di Amerika Serikat, album ini terjual lebih dari 12 juta kopi dan menghabiskan delapan minggu di puncak tangga album Billboard 200. 

Bukan hanya hits-nya yang mendominasi radio, tapi juga video klipnya yang menjadi langganan tayang di MTV, menciptakan gelombang popularitas yang tak terbendung.

Dengan Slippery When Wet, Bon Jovi tidak hanya membuktikan bahwa mereka mampu menciptakan hits, tetapi juga membentuk identitas generasi. 

Setiap kali lagu-lagu dari album ini dimainkan, ia masih bisa membawa kita kembali ke masa ketika hidup terasa lebih sederhana, ketika kaset adalah harta karun, dan Walkman adalah pintu menuju dunia rock yang penuh gairah. 

Dan saya bersyukur pernah menyaksikan langsung Bon Jovi membawakan hits-hits diatas secara live, pertama pada tahun 1995  saat tour promo album Crossroad di Ancol dan kedua tahun 2015 Bon Jovi Live! yang digelar di GBK, Sayang yang di GBK sudah tidak bersama Ritchie Sambora lagi.


Penulis: Denny Septiviant, Politisi

Post a Comment for " Slippery When Wet : Kaset, Walkman dan Kenangan Manis Generasi X"