Seorang Pria dan Beberapa Tragedi
Garistebal.com- Saya baru saja bertemu dengan seorang pria yang sangat ramah. Kami berbincang ditemani siang dan rokok beberapa batang.
Usianya sudah lebih dari kepala enam. Meski bukan asli Semarang, dia sudah tinggal cukup lama di kota ini.
Pada perbincangan yang sayangnya menurut saya sangat singkat, dia cerita bagaimana kehidupannya yang dekat dengan tragedi.
Dimulai dari 1965. Meski masih anak-anak pada masa itu, dia mengungkapkan bagaimana dampak yang dialaminya. Menurutnya, tindakan yang sekarang dikenal sebagai perundungan atau bullying kerap diterima.
Bertahun-tahun dia harus bertahan dengan kondisi tersebut.
Saat SMA, dia melanjutkan cerita, daerah tetangga tempat dia tinggal diguncang gempa yang cukup merusak. Bersama teman-temannya yang lain, dia dikirim ke sana oleh sekolah untuk membantu para korban.
Pengalamannya di tempat itu yang membuatnya mampu memimpin dengan baik grup sukarelawan saat terjadi gempa di Jogja puluhan tahun kemudian. Dia dikirim ke sana karena saat itu bekerja di instansi yang berkaitan dengan bencana.
Sebelumnya, sembari menyalakan batang rokok kedua, dia juga berkisah pernah dikirim untuk menangani pengungsi di NTT. Mereka ada karena konflik pascareferendum di Timor Leste.
Hidup pada tiga orde dan dekat dengan beberapa tragedi saya kira yang membuatnya terlihat tegar pada usia sekarang. Pemikirannya juga terlihat lebih terbuka.
Termasuk soal tragedi pembegalan konstitusi baru-baru ini. Hehe..
Sehat-sehat ya, Pak.. Semoga bisa bertemu lagi dan berbincang lebih lama..
Kota Semarang, 24 Agustus 2024
Post a Comment for " Seorang Pria dan Beberapa Tragedi"