Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Membela Bahlil Nenggak Minuman Puluhan Juta


Garistebal.com- Lagi-lagi media sosial ramai dengan beredarnya foto Bahlil Lahadalia yang tengah duduk sambil telepon. Di sebelahnya ada gelas, asbak, juga rokok dan sebotol minuman. Nah dari sinilah kehebohan berawal.

Botol minuman itu adalah Hibiki 21 Year Old Mount Fuji 1st Edition Suntory. Ini bukan sembarang minuman. Ini adalah maha karya whisky buatan Jepang. Hibiki 21 Year Old adalah wiski campuran Jepang dari Suntory.  Hibiki 21 Year Old adalah perpaduan malt dan grain dari Yamazaki, Hakushu, dan Chita distilleries. 

Hibiki 21 Year Old memiliki rasa yang lembut, penuh cita rasa, dan menggoda. Hibiki 21 Year Old memenuhi standar yang ditetapkan oleh Asosiasi Pembuat Minuman Keras dan Minuman Keras Jepang untuk pelabelan wiski Jepang asli. 

Minuman ini juga telah memenangkan banyak penghargaan, termasuk Trophy award di kategori Japanese Whisky di International Spirits Challenge (ISC) 2016 di London. Memenangkan ISC GOLD pada tahun 2004, 2005, 2006, 2010, 2012, 2013, 2014, dan 2015.  Hibiki 21 Year Old hadir dalam sebuah decanter 24-sided yang terinspirasi oleh 24 bulan dalam kalender lunar Jepang.

 Decanter adalah sebuah wadah, biasanya terbuat dari kaca atau kristal, yang digunakan untuk menyajikan dan menyimpan minuman, terutama anggur atau wiski. Fungsinya adalah untuk memisahkan sedimen dari minuman dan untuk memungkinkan minuman tersebut bernafas, meningkatkan rasa dan aromanya. Decanter sering memiliki desain yang elegan dan estetis, dan digunakan dalam konteks formal atau untuk acara-acara khusus. 

Decanter 24-sided adalah wadah yang memiliki 24 sisi, mencerminkan pembagian kalender lunar Jepang yang terdiri dari 24 periode atau "sekki" dalam setahun. Setiap sekki mewakili perubahan musim atau fenomena alam yang penting. 

Desain ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah untuk menyajikan minuman, tetapi juga menggabungkan elemen budaya dan kalender Jepang, menciptakan sebuah objek yang estetik dan simbolis. Jadi, setiap sisi dari decanter tersebut bisa dianggap sebagai representasi dari salah satu periode dalam kalender lunar, memberikan makna tambahan pada fungsi dasarnya.

Botol Hibiki juga menampilkan 24 musim Jepang dalam bentuk permata, dengan label kertas Echizen Washi yang dibuat oleh Eriko Horiki dan kaligrafi oleh Tansetsu Ogino.

Sekarang mari kita pahami mengapa Bahlil Lahadalia minum minuman dengan harga 38,5 juta per botol itu.

Begini. Sejatinya bukan perkara mudah bagi seseorang untuk bisa mendapatkan jabatan menteri sekaligus Ketua Umum Partai Golkar. Modal ijazah dengan IPK sempurna dan kerja keras saja enggak akan cukup. Modal penghargaan ini dan itu juga masih kurang. 

Maka pujian harus dialamatkan kepada Bahlil Lahadalia. Ia lahir di Banda, Maluku 7 Agustus 1976. Ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan, dan sang ibu bekerja sebagai tukang cuci. 

Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), Bahlil sudah berjuang dengan berjualan kue. Beranjak remaja segala macam pekerjaan kasar dilakukan Bahlil. Mulai dari kondektur angkot, jualan ikan, jadi kuli bangunan, sampai akhirnya jadi sopir angkot. Bahkan dia mengaku sering menghabiskan masa remajanya hidup di terminal.

Dengan latar belakang itu, memang menjadi istimewa ketika ia bisa menjadi Menteri sekaligus Ketua Umum Partai Golkar.

Teman saya yang pernah mendapatkan penghargaan Man of The Year sebagai pengusaha paling jujur. Toh, ia juga tak juga jadi Menteri. Ia juga aktif di Golkar sejak zaman Pak Harto, sampai puluhan tahun kemudian tetap saja tak bisa jadi Ketua Umum. Karier politiknya mentok jadi wakil ketua tingkat Kecamatan.

Jadi betapa istimewanya Bahlil ini. Maka harus dimaklumi kalau ia kemudian menikmati pencapaiannya saat ini. Menjadi Menteri sekaligus Ketua Umum Partai Golkar dengan latar belakang anak kuli bangunan itu sulit banget. Mungkin lebih sulit dibanding memberantas korupsi di negeri ini. 

Itulah sebabnya, pencapaiannya harus dirayakan. Menilik merk minuman yang lebih mahal dibanding Honda Vario 150 terbaru, saya sangat bisa memahami.

Apalagi dalam foto itu ia sedang menelepon. Ini pasti sedang memikirkan agar investasi, energi dan sumber daya lain harus bermanfaat bagi kita, rakyat Indonesia. 

Atau setidaknya ia tengah berdiskusi bagaimana arah ke depan Partai Golkar agar tak terjadi pembegalan demokrasi lagi. 

Urusan semacam itu jelas bikin pusing. Saya dan sampeyan belum tentu kuat. Apalagi saya yang harus memikirkan cicilan BRI tiap bulan. 

Masalah itu juga pasti terlalu berat jika dipikirkan seorang Darwin Mangudut Simanjuntak (49 tahun) yang meninggal dunia saat sedang mengantre orderan pelanggannya di Jalan Sutomo Ujung, Kota Medan, Sumatera Utara. Darwin meninggal dunia karena lapar dan tak punya uang untuk membeli makanan.

Maka, minuman Rp 38.5 juta untuk 700 ml itu sangatlah murah. Bayangkan hasil yang didapat Bahlil. Investasi ribuan trilyun, penyelamatan mineral dari para penyelundup timah, nikel, emas. Wah benar-benar recehan dan nggak sebanding.

Minuman Bahlil memang harus berstandar tinggi. Jika minum teh Tjatoet Ijo yang legendaris di Yogya dan Magelang, atau teh Dandang di Semarang, pencernaannya bisa terganggu dan terkena sembelit.

Nanti Bahlil nggak akan lagi bisa membela rakyat Indonesia dari para perampok tambang. Tak akan bisa menjadikan Partai Golkar sebagai benteng diacak-acaknya demokrasi.

Apalagi sebelumnya ia sudah ngomong kalau Golkar harus lebih paten. Sebab ada raja Jawa yang mengerikan. 

Bayangkan pula jika ia harus minum air putih dari mini market. Tentu akan sering dehidrasi dan tak lagi mampu memikirkan rakyat Indonesia.

Masak Ketua Umum Partai Golkar saat diajak rapat membahas nasib rakyat harus bolak balik ke toilet sekadar kencing? Apa kata dunia.

Belum lagi jika minumannya tertukar dengan milik orang lain. Jika sehat sih mungkin nggak ada masalah. Lha kalau nanti tertular penyakit dan meninggal gimana? Sampeyan memangnya mau disuruh berkabung selama tiga bulan mengibarkan bendera setengah tiang? 

Makanya, kalau cuma beli whisky Rp 38.5 juta itu sesungguhnya anggaran yang amat sangat kecil. Enggak ada apa-apanya dibanding pusingnya mikir kita sebagai rakyat yang susah diajak kaya. 

Angka segitu juga nggak akan membuat Indonesia menjadi bangkrut. Sudah terbukti, dijajah ratusan tahun, dikorupsi ratusan triliun, dan penjualan aset negara nyatanya gagal membuat Indonesia bangkrut. 

Woles aja...

Semua upaya pembrangkutan Indonesia sudah dilakukan, tapi kita juga masih bisa cengengesan berbagi rokok. Masih bisa ngundang syukuran kepada tetangga.

Sudahlah. Mari kita dukung Bahlil yang memang ahli mengapresiasi mahakarya kuliner semacam Hibiki 21 year old itu. Nggak usah ngiri. Daripada iri mending ikutan jualan kue di terminal, siapa tahu nasibnya berubah bisa menjadi menteri kayak Bahlil. Selain itu juga membantu negara mengurangi jumlah pengangguran. 

Iya kan? Okey? 


Penulis: Edhi Prayitno Ige, Jurnalis, Penyuka air Wantah


Post a Comment for "Membela Bahlil Nenggak Minuman Puluhan Juta"