KALAHKAN ARGENTINA Belajar dari Buffon dan Figo
Garistebal.com- Gianluiggi Buffon (Italia), bukan nama sembarangan di 'blantika' sepakbola. Juga Ricardo Izecson dos Santos Leite. Lebih akrabnya dipanggil Kaka (Brasil). Pula, yang kemahabintangannya tak diragukan, Luis Fillipe Madeira Caeiro Figo. Lebih dikenal sebagai Luis Figo (Portugal).
Ketiganya adalah 'ikon' yang boleh ditiru. Untuk dijadikan inspirator, memberi nama anak, nama restoran atau cafe, dengan sebutan: Figo, Kaka, atau Buffon. Boleh juga Lionel Messi (Messi), atau Ronaldo, misalnya. Siapa tahu, sang anak bisa menjelma jadi pesepakbola hebat kelak. Atau restoran dan cafe-nya, 'mencuri' perhatian pengunjung.
Kaka, sebelum menjadi pemain besar dunia, sejatinya menapak dari bawah (yunior). Menapak dari Timnas Brasil U-20, Kaka dengan cepat menjelma menjadi mesin gol bersama Klub elite Liga Italia, AC Milan yang 'membelinya'
Pencetak gol terbanyak di Piala Champion 2006-2007, Kaka beroleh gelar Ballon d'Or 2007. Begitu juga dengan Gianluiggi Buffon. Lebih dari 1.100 kali penampilan internasional, Buffon yang juga berangkat dari yunior Italia U-20, digelari sebagai penjaga gawang terbaik Serie A Italia.
Sementara Luis Figo, mendapatkan Ballon d'Or tahun 2000. Dia sempat dijuluki oleh legenda sepakbola Pele. Sebagai bagian dari 100 pemain terbaik dunia yang masih hidup (2004).
"Bermain air basah, bermain api hangus". Ketiga pemain hebat ini, pasti pernah susah, untuk menjadi terkenal. Bekerja keras dan berlatih, mencari contoh untuk dijadikan inspirasi. Jadilah ketiganya, menginspirasi banyak orang.
Sebagai pelajaran, tentu! Pemain-pemain yunior sepakbola di mana pun, memandang: Figo, Kaka, dan Buffon adalah teladan masa lalu. Termasuk Timnas U-20 asuhan pelatih Indra Sjafri, yang meniti karier, setelah masa ke-emasan: Buffon, Kaka, dan Figo berakhir. Akan meneladani mereka.
Pelajaran itu, kini dipetik oleh Alfahrezi Buffon, Arkhan Kaka, Figo Dennis, Kadek Arel, Iqbal Gwijangge, Maouri Ananda, dkk. Mereka adalah bagian dari sejarah Timnas Yunior Indonesia (U-20) yang kemarin (28/8) mengalahkan Timnas U-20 Argentina 2-1. Di turnamen mini "Earth On Us Cup" 2024, di Seoul (Korea Selatan).
Sebuah pencapaian mumpuni. Setelah 'babak belur', di Turnamen Toulon Cup (Perancis), Juni (2024) lalu. Berada di Group berat, Timnas Asuhan Indra Sjafri, kala itu dikalahkan oleh: Ukraina, Panama, Jepang, dan Italia.
Namun, itu terbayar lunas di turnamen "Seoul Earth On Us Cup", semalam. Turnamen bergengsi ini adalah ajang untuk mengukur timnas yunior Indonesia. Hasilnya, mengalahkan enam kali juara dunia U-20 Argentina. Sebuah hal yang mengejutkan.
Menerawang, ke 45 tahun lalu. Saat Timnas U-20 Indonesia dibantai 0-5 oleh Maradona cs (Argentina) di Tokyo (Jepang). Saat Piala Dunia U-20, di mana Argentina adalah juaranya.
Nama-nama pemain pilihan 'coach' Indra Sjafri: Alfahrezi Buffon, Arkhan Kaka, dan Figo Dennis, di skuad U-20 Indonesia. Tentu akan menjadi pegangan, agar terus meningkatkan kemampuan teknis bermain.
Spirit Luis Figo, Kaka, dan Gianluiggi Buffon, tentu memberi inspirasi khusus, kepada Alfahrezi, Arkhan, dan Dennis. Agar bisa bermain baik, dan sebagus para legenda itu.
Dalam pertandingan Indonesia vs Argentina kemarin, Maori Ananda dan Kadek Arel, menjadi bintang Timnas Indonesia. Dua "assist" Maori Ananda, menghasilkan gol sundulan Kadek Arel, dan penalti akibat pelanggaran terhadap Muhammad Ragil di kotak terlarang.
Eksekusi dengan sangat tenang, dilakukan oleh Mouri Ananda, dan gol. Sementara gol Argentina dilesakkan Mirko Juarez.
Bila statistik agresifitas pertandingan saat melawan Argentina, bisa dipertahankan terus. Yaitu 'ball possession' 65:36 persen, 'foul' (6-10), 'shoot' (10-7), 'pass Accuracy' (87-76), 'yellow card' (1-4), melawan Thailand (30/8), dan Korea Selatan (1/9), menjuarai turnamen Earth On Us Cup 2024, sangat mungkin didapat.
Kemenangan atas Argentina, akan menjadi pijakan berlaga di kualifikasi Piala Asia (21-29 September 2024) mendatang. Piala Asia U-20 sendiri akan diikuti 16 Tim, dan berlangsung di Tiongkok, Pebruari 2025.
Setelah 'match' Indonesia versus Argentina, pertandingan ke-2 semalam, Korea Selatan melibas Thailand 4-1. Setidaknya, Pasukan 'Uda' Indra Sjafri sudah bisa mengukur kekuatan Thailand itu, seperti apa.
Bila performa timnas asuhan mantan pemain PSP Padang (Indra Sjafri) seperti saat mengalahkan Rodrigo Stocco, Thomas Bernardoni, Batista Morel dkk, terus berlanjut. Untuk menjuarai turnamen 'Earth On Us', rasanya tak berlebihan.
Satu pepatah Minang. "Gabak (redup) di hulu, tanda akan hujan". Satu peristiwa yang akan datang, sesungguhnya sudah bisa dilihat sekarang.
Semoga saja, mengalahkan Tim rangking satu dunia Argentina. Adalah tanda. Tanda Indonesia akan menjuarai turnamen. Sebuah pencapaian yang sangat membanggakan. Kita doakan.
Penulis: Sabpri Piliang, Jurnalis
Ilustrasi: Official Twitter PSSI
Post a Comment for " KALAHKAN ARGENTINA Belajar dari Buffon dan Figo"