Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Antara Penggaron-Fatmawati, Vario 125 - pun Oleng



Garistebal.com-  Diantara semua jalan yang saya lalui di kota Semarang, ada satu jalan raya yang saya anggap paling membahayakan. Setidaknya baru saya rasakan, paling berisiko jatuh, terutama jika anda naik sepeda motor.

Terus terang saya sebutkan nama jalannya, yakni jalan aspal antara Penggaron-Fatmawati (aPF), Semarang Timur. Banyak Aspal tambalan dan kontur jalan yang bergelombang, membuat pen-sepeda motor, harus hati-hati atur strategi jika melintas. Kenapa saya bilang khusus sepeda motor, sebab pengendara mobil lebih diuntungkan, karena tidak butuh skill keseimbangan dalam berkendara. 

Sabtu malam itu (10/8), saya menyeruak gelap, hendak pulang ke rumah di daerah Candisari. Dari Penggaron menuju Majapahit, saya geber Vario 125 cuma 60 km/jam.  Secara standar, motor kapasitas 124,8 CC ini, kecepatan segitu, belum masuk kategori ngebut. Tiba-tiba setelah melintasi sungai Babon, lewat Jembatan Pucanggading,  motor seperti naik, kemudian terhempas turun. beruntung pegangan tangan di stang motor tidak terlepas. Kecepatan pun saya turunkan, mengingat keselamatan. 

Meski begitu, selama perjalanan saya rasakan jalan ini tidak rata, beberapa kali saya menemukan lubang jalan, kecil tampaknya, tapi Dugh...shockbreaker seperti terhantam keras. Vario yang dilengkapi Telescopic Frok di bagian suspensi depan, dan swing Arm di bagian belakang yang harusnya mampu meredam goncangan, saat itu sangat terasa getaran.

Ujian paling berat ketimbang mendapat SIM saya kira adalah melewati jalur antara Penggaron-Fatmawati ini, tak hanya jalan berlubang, namun aspal yang bergelombang, membuat kendaraan terasa meliak liuk, sebuah ancaman berbahaya bagi pen-sepeda motor. Anda bisa bernafas lega, jika sdh melewati traffic light, perempatan fatmawati, meski harus antri terhenti karena menunggu lamanya lampu Bangjo berubah. di jalur sebaliknya arah majapahit-penggaron, jalan yang tersedia tidak juga lebih baik. Aspal mengelupas, bergelombang seperti meleyot sebab ga kuat menahan beban berat menjadi gambaran berbahayanya jalur tersebut.

Tentu,  ini menjadi catatan Hiroshi Tokutake, untuk merakit produk motornya khusus jalan aspal di Semarang. 


Pintu Gerbang Kota Semarang Jalur Tengah Utara

Rusaknya jalan kota Semarang, sudah dikeluhkan banyak pihak.  Menurut data pada kanal aduan Sapa Mbak Ita sepanjang 1 Juli 2023 – 6 Agustus 2023, terdapat 96 aduan dari warga Semarang terkait jalan rusak.  38 aduan telah tertangani,  49 aduan di antaranya sedang proses pengerjaan oleh DPU.

Jalan aPF (Antara Penggaron-Fatmawati), sebenarnya jalan penting, sebab disebut sebagai Pintu Gerbang atau pintu masuk kota Semarang, dari Jalur tengah Utara, yakni dari kabupaten Demak dan Grobogan. Masak iya, jalur utama Wajahnya bopeng-bopeng, bolong penuh jerawat pecah. Atau ruislag saja dengan para kreak-kreak, jalur balap liar di sepanjang lajur di jalan dokter cipto dipindah di jalan aPF. Ngga cuma endurance motor yang canggih, tp skill dan keberanian diuji benar melintas apalagi di kecepatan tinggi.


Anggaran Perbaikan Jalan Rp 30 Miliar

Jangan berharap banyak, jalan aPF akan segera diperbaiki tahun ini. Setidaknya pada APBD Murni 2024 lalu, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang telah menganggarkan sekitar 30 miliar rupiah untuk perbaikan jalan rusak (pathching), seperti dikutip Tribunnews Jateng (26/2)

Kata Suwarto Kepala DPU,  anggaran itu untuk pelapisan ulang dan perbaikan kecil di ruas jalan berlubang. Dalam rinciannya , perbaikan dilakukan di Gombel Lama, Ahmad Yani dari Simpanglima hingga persimpangan Ki Mangunsarkoro. Lalu Kelud Raya, jalan Soekarno - Hatta mulai dari Pedurungan hingga Tlogosari.

Jadi, sebaiknya informasi ini menjadi notif bagi anda, untuk berhati-hati melintas di jalur aPF ini, sampaikan kepada masyarakat kondisi ini, karena pemerintah mustinya ga akan turun tangan kalau tidak ada anggaran. Bukankah begitu?


Penulis: Ardhar, warga Candisari















Disclaimer: 

Rubrik Uneg-uneg inilah adalah rubrik untuk warga, masyarakat mengkritik, mengeluh, atau mengadu tentang apapun di Kota Semarang.  Semua tulisan diharapkan ditanggapi dengan baik, oleh siapapun, termasuk pengambil kebijakan, tanpa harus tendensi serius dihukum atau dipersalahkan. Garistebal.com melindungi identitas setiap penulis di rubrik Uneg-uneg ini, tentunya dengan kurasi kelayakan, mencegah fitnah dan rentan konflik. Garistebal.com bisa merubah tulisan sesuai dengan gaya penulisan yang selama ini dilakukan. 



Post a Comment for "Antara Penggaron-Fatmawati, Vario 125 - pun Oleng"