Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

"Vikings: Valhalla" Transisi agama kuno versus Kristen di Abad 11


Menonton film Vikings Valhalla, seperti ber-hibernasi ke waktu lampau, jauh di abad pertengahan di Abad ke-11 dimana tatanan negara (baca: kerajaan) perilaku, dan etika sosial masih rendah, meski sentuhan agama, Kristen waktu itu, sudah menjadi dogma hidup sebagian kelompok suku. 

Cerita "Vikings: Valhalla" berfokus pada beberapa tokoh utama, termasuk Leif Erikson (Sam Corlett), Freydis Eiriksdottir (Frida Gustavsson), dan Harald Sigurdsson (Leo Suter). Ketiga karakter ini menjalani perjalanan yang penuh dengan peperangan, intrik politik, dan perubahan agama yang signifikan.

Beberapa peristiwa sejarah utama yang mendasari alur cerita ini meliputi:

 Penaklukan Inggris oleh Raja Canute: Canute yang Agung, atau Cnut the Great, adalah seorang raja Viking yang berhasil menaklukkan Inggris pada awal abad ke-11. Dia menjadi raja Inggris setelah mengalahkan Raja Edmund Ironside pada Pertempuran Assandun pada tahun 1016. 

Invasi Viking sebelumnya: Sebelum masa Canute, Viking telah lama melakukan serangan dan penjarahan di Inggris sejak abad ke-8, yang dikenal sebagai "Zaman Viking". Serangan-serangan ini menciptakan ketidakstabilan dan melemahkan kerajaan Inggris, membuka jalan bagi penaklukan lebih lanjut.

Pertempuran Stamford Bridge (1066): Meskipun terjadi setelah periode "Vikings: Valhalla," Pertempuran Stamford Bridge adalah pertempuran penting di mana Raja Harold Godwinson dari Inggris mengalahkan pasukan Viking yang dipimpin oleh Raja Harald Hardrada dari Norwegia. Pertempuran ini menandai akhir dari invasi besar Viking ke Inggris. 

Serial ini menyoroti transisi agama di dunia Viking, di mana banyak dari mereka mulai beralih dari kepercayaan pagan tradisional ke Kristen. Perubahan ini tidak hanya membawa ketegangan religius tetapi juga konflik kekuasaan, karena para pemimpin Viking berusaha untuk mempertahankan atau memperluas pengaruh mereka.

Pertarungan untuk menguasai Norwegia menjadi salah satu fokus utama cerita. Intrik politik dan peperangan mempengaruhi hubungan antara para tokoh utama, sementara invasi ke Inggris oleh para Viking menjadi latar belakang yang menegangkan dan penuh aksi.


Akting dan Karakter

Para pemain utama memberikan penampilan yang kuat dan meyakinkan. Sam Corlett sebagai Leif Erikson menunjukkan karakter yang berani dan penuh tekad. Frida Gustavsson sebagai Freydis Eiriksdottir tampil sebagai pejuang wanita yang tangguh dan penuh semangat. Leo Suter sebagai Harald Sigurdsson memberikan nuansa ambisi dan kebijaksanaan dalam perjuangannya untuk merebut kekuasaan.


Tema dan Pengaruh

"Vikings: Valhalla" tidak hanya menyoroti aspek sejarah dan aksi, tetapi juga menggali tema-tema mendalam seperti perubahan budaya, transisi agama, dan perjuangan identitas. Serial ini menggambarkan bagaimana perubahan zaman mempengaruhi individu dan masyarakat secara keseluruhan.

Pengaruh serial ini terhadap penonton modern adalah mengingatkan kita akan kompleksitas sejarah dan bagaimana peristiwa masa lalu membentuk dunia saat ini. Selain itu, penekanan pada konflik agama dan politik memberikan konteks yang relevan dengan dinamika kekuasaan dan keyakinan yang masih ada hingga hari ini.

"Vikings: Valhalla" adalah serial yang menegangkan dan mendalam, menawarkan kombinasi antara aksi epik, drama politik, dan eksplorasi mendalam tentang perubahan agama dan budaya. Dengan kualitas produksi yang tinggi dan akting yang kuat, serial ini berhasil menjadi penerus yang layak dari "Vikings." Bagi penggemar sejarah dan cerita epik, "Vikings: Valhalla" adalah tontonan yang wajib disaksikan.

"Vikings: Valhalla" tidak secara langsung didasarkan pada satu buku tertentu. Serial ini adalah hasil dari kreasi penulis dan produser yang terinspirasi oleh sejarah Viking dan peristiwa-peristiwa nyata. Kreator utama dari "Vikings: Valhalla" adalah Jeb Stuart, yang mengambil inspirasi dari sejarah dan legenda Viking untuk menciptakan narasi yang menarik dan dramatis. Namun, serial ini merupakan sekuel dari "Vikings" yang diciptakan oleh Michael Hirst, yang juga menggunakan berbagai sumber sejarah dan sastra, termasuk "The Anglo-Saxon Chronicle" dan berbagai saga Norse, sebagai inspirasi untuk alur ceritanya.


Pesan Perdamaian Antar Agama

Serial ini menyoroti transisi dari kepercayaan pagan Viking ke agama Kristen. Banyak Viking pada masa itu mulai memeluk Kristen, yang menyebabkan ketegangan dengan mereka yang masih menganut agama pagan. Hal ini menjadi sumber konflik internal di antara para Viking, karena perubahan keyakinan sering kali melibatkan pergeseran kekuasaan dan identitas budaya. Di bagian akhir cerita, Pesan perdamaian diungkapkan "Penjaga Iman Terakhir", Freydis Eiriksdottir, sebagai pendeta terakhir agama pagan, kepada Ratu Norwegia, dalam bentuk penyerahan anaknya yang diselamatkan Freydis, saat tentara Norwegia menyerang Pulau tempat pengikut Pagan bermukim. (END)


Penulis: A. Harjunantio


1 comment for " "Vikings: Valhalla" Transisi agama kuno versus Kristen di Abad 11"

Kasatmata July 7, 2024 at 5:57 PM Delete Comment
Juosss, giasss pokokke